Monday, 16 May 2016

April 2016, neraca perdagangan RI tercatat surplus US$ 667 juta.

Jakarta - Sepanjang April 2016, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$ 667 juta. Ini karena nilai ekspor di April yang lebih tinggi dari nilai impornya.

"Kita sudah ada tren yang surplus dan itu sangat bagus sekali", kata Deputi Bidang Distribusi Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadiwibowo, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (16/5/2016).

Di April 2016, angka ekspor Indonesia tercatat US$ 11,45 miliar, turun dibandingkan Maret 2016. Ekspor minyak dan gas bumi tercatat turun 28,44% menjadi US$ 890 juta, dari US$ 1,24 miliar di Maret 2016 lalu. Sementara ekspor non migas pada periode yang sama turun 0,1% menjadi US$ 10,56 miliar.

Bila dibandingkan April 2015 lalu, angka ekspor Indonesia di April 2016 turun 12,65%.

"Penurunan ekspor paling besar dikarenakan migas, sedangkan non migas dipengaruhi oleh penurunan ekspor batu bara yang secara volume menjadi 3 juta ton," kata Sasmito.

Nilai ekspor kumulatif Januari-April 2016 mencapai US$ 45,05 miliar, turun 13,63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Porsi ekspor terbesar Indonesia adalah lemak dan minyak hewan nabati dengan nilai US$ 5,27 miliar, diikuti bahan bakar mineral US$ 4,33 miliar.

Berikut pangsa pasar ekspor Indonesia: 
Amerika Serikat (AS) US$ 4,97 miliarJepang US$ 4,18 miliarChina US$ 3,89 miliarASEAN US$ 8,83 miliarUni Eropa US$ 4,61 miliarSementara nilai impor Indonesia di April 2016 tercatat US$ 10,78 miliar, atau turun 4,62% dibandingkan Maret 2016. Impor migas turun 12,32% menjadi US$ 1,36 miliar. Sementara impor non migas turun 3,39% menjadi US$ 9,42 miliar.

Dibandingkan dengan April 2015, nilai impor di April 2016 turun 14,62%.

Akumulasi impor Indonesia pada Januari-April 2016 adalah US$ 42,74 miliar, turun 13,44% dari periode yang sama tahun lalu. 

Porsi impor terbesar Indonesia adalah, mesin dan peralatan mekanik US$ 6,81 miliar, serta mesin dan peralatan listrik US$ 4,79 miliar.

Pangsa pasar Indonesia adalah:
China US$ 9,65 miliarJepang US$ 4,10 miliarThailand US$ 3,05 miliarASEAN US$ 8,43 miliarUni Eropa US$ 3,59 miliar

(Dikutip dari detikfinance.com)

No comments:

Post a Comment